Demo panas membakar semangat di depan Balaikota Bogor, Rabu (16/7). Komunitas Pemuda Peduli (KPP) Bogor Raya menggelar aksi unjuk rasa, lengkap dengan pembakaran ban, memprotes keras terpilihnya PT Aulia Berlian Konstruksi sebagai kontraktor proyek Revitalisasi SDN Cimanggu. KPP menuding perusahaan tersebut memiliki rekam jejak buruk dan abai terhadap keselamatan kerja (K3).
Koordinator aksi, Awaludin, mengungkapkan temuan mengejutkan di lapangan. "Para pekerja di proyek SDN Cimanggu tak dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai! Ini pelanggaran K3 yang sangat serius," tegasnya dalam orasi yang berapi-api. Aksi tersebut bukan sekadar protes, melainkan tuntutan agar pemerintah Kota Bogor menyelidiki dugaan penyimpangan dalam proses tender.
KPP Bogor Raya membongkar sederet proyek bermasalah yang dikerjakan PT Aulia Berlian Konstruksi:
- Kabupaten Bandung: Proyek perpipaan Bumdes Mekarsari terhambat masalah suplai material dan upah pekerja yang tak dibayarkan.
- Kabupaten Temanggung: Proyek air bersih di Dusun Jumprit mangkrak dengan progres hanya 40%, bahkan diduga diperjualbelikan ke pihak ketiga.
- Kabupaten Majalengka: Program pengentasan kemiskinan ekstrem yang tak transparan, hanya menghasilkan septic tank dan jalan tanpa embung sesuai perencanaan.
Dengan catatan hitam tersebut, terpilihnya PT Aulia Berlian Konstruksi untuk proyek SDN Cimanggu, dianggap KPP sebagai bukti nyata lemahnya pengawasan dan potensi korupsi. Mereka pun melayangkan tuntutan tegas:
1. Audit Investigatif: KPP mendesak audit investigatif oleh APIP, BPKP, atau BPK terhadap pelaksanaan proyek dan penggunaan dana muka.
2. Moratorium Proyek: Penghentian sementara seluruh penugasan proyek pemerintah kepada PT Aulia Berlian Konstruksi.
3. Transparansi Tender: Pembukaan proses tender secara transparan kepada publik dan pemeriksaan ulang dokumen kualifikasi penyedia.
4. Penindakan Hukum: Penangkapan oknum mafia proyek yang diduga terlibat dalam praktik curang.
Aksi damai yang diikuti sekitar 50 peserta, dikawal ketat aparat kepolisian, ditutup dengan pernyataan tegas Awaludin: "Kami bukan anti pembangunan, tapi kami menolak kontraktor yang mengabaikan K3 dan kualitas proyek!"
Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait belum memberikan tanggapan resmi. Verifikasi lebih lanjut masih terus dilakukan.
Red
Social Footer