Situasi politik di Kabupaten Bogor kembali memanas. Massa dari berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam NGO Bersatu dijadwalkan akan turun ke jalan siang ini, mengepung pusat pemerintahan Kabupaten Bogor. Aksi unjuk rasa ini merupakan puncak dari gelombang ketidakpuasan publik yang semakin meningkat terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.Kamis (02/10/25)
Rencananya, massa aksi yang terdiri dari perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Masyarakat (Ormas), wartawan, mahasiswa, hingga masyarakat umum ini akan bergerak serentak dengan satu tujuan: menuntut perubahan dan transparansi pemerintahan.
Rizwan, koordinator aksi, menyatakan bahwa aksi ini adalah bentuk kekecewaan mendalam terhadap berbagai persoalan yang selama ini diabaikan oleh Pemkab Bogor. "Kami menuntut revisi Perbup No. 44 Tahun 2023 yang bermasalah, menolak praktik rangkap jabatan yang dilakukan oleh anggota DPRD, serta meminta pertanggungjawaban anggota dewan yang mangkir dari tugas tetapi tetap menerima gaji," ujarnya dengan nada berapi-api.
Aksi yang dijadwalkan akan dimulai pukul 13.00 WIB ini diperkirakan akan berlangsung dengan tertib, namun tetap tegas. Para demonstran akan membawa spanduk dan poster bertuliskan berbagai tuntutan, serta meneriakkan yel-yel yang membakar semangat. Slogan "Bangkit Melawan atau Diam Ditindas!" akan menjadi tema utama yang digaungkan sepanjang aksi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari perwakilan Pemkab Bogor terkait rencana aksi unjuk rasa ini.
Aksi unjuk rasa yang akan digelar siang ini menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat Kabupaten Bogor tidak lagi bisa mentolerir praktik pemerintahan yang dianggap tidak transparan dan tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Aksi ini akan menjadi ujian berat bagi Pemkab Bogor untuk segera berbenah dan menjawab tuntutan masyarakat. (Red)
Social Footer